Senin, 23 April 2012

Kuli Panggul Pasar Tanah Abang


Gambar 3.1. kuli panggul Pasar Tanah Abang





Beberapa waktu yang lalu saya dengan teman – teman kuliah datang ke Pasar Tanah Abang untuk tugas mata kuliah Ilmu Budaya Dasar. Saat saya datang ke Pasar Tanah Abang saya sempat mewancarai beberapa kuli panggul Pasar Tanah Abang yang sedang beristirahat. Salah satunya adalah Pak Maman ia seorang kuli panggul Pasar Tanah Abang. Kemudian saya bertanya mengenai perkerjaannya sebagai kuli panggul di Pasar Tanah Abang. Dia bercerita sebelum menjadi kuli panggul dia berkerja sebagai petani dikampung. Awalnya dia tertarik bekerja di kota dari temannya yang bekerja di kota. Kemudian dia memutuskan untuk mencari pekerjaan lain di kota, menurut dia bekerja di kota lebih menjanjikan akan penghasilan ekonomi yang lebih besar. Dia pun bekerja di kota diajak oleh temannya, sebagai kuli bangunan.
Tidak lama bekerja sebagai kuli bangunan dia memilih mencari pekerjaan lainnya. Dan dia memilih pekerjaan sebagai kuli panggul di Pasar Tanah Abang sampai sekarang. Menurut dia penghasilan yang diterima olehnya tidak menentu, terkadang lebih dari lima puluh ribu sampai tiga puluh ribu jika sepi tidak ada pedagang yang memakai jasanya. Saat ini dia mengaku penghasilannya berkurang ketika diberlakukannya jasa kuli panggul resmi Pasar Tanah Abang. Dia tidak mampu menjadi kuli panggul resmi karena untuk menjadi kuli resmi, dia harus menjadi anggota dan harus membayar sejumlah uang kepada ketua anggota kuli panggul Pasar Tanah Abang. Sehingga para pedagang lebih memilih kuli panggul resmi dibanding kuli panggul bukan resmi, karena kuli panggul resmi sudah terorganisasi. Dia pun hanya menghandalkan permintaan pengiriman barang pada pedagang yang sudah menjadi langganan setiap hari dan pedagang yang mempercayai kepada dia. Saya pun bertanya kepada Pak Maman, berapa berat barang yang bapak panggul tiap harinya? Menurut dia, mungkin ratusan kilogram berat barang yang di panggulnya. Berat barang yang saya panggul tidaklah menjadi masalah,  karena bagi saya  yang terpenting adalah kebutuhan sehari – hari keluarga saya  tercukupi.

”tutur Pak Maman”.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar